Selesai sudah perjuangan Timnas Senior dalam menggapai asanya untuk bisa lolos ke Piala Asia 2011 di Qatar nanti. Bukan tidak lolosnya tim kita yang saya sesali, juga bukan kekalahan 1-0 oleh Australia. Tapi adalah penyesalan terhadap Timnas sebagai “Garuda” yang telah patah sayapnya.

Bisakah sayapnya mengepak kembali?

Tahun demi tahun, bulan terus berganti dan hari terus dilalui sepanjang yang saya amati ternyata kegagalan masih akrab dengannya. Dari semua umur, Timnas U-19 juga gagal di penyisihan Piala Asia, Timnas U-23 juga terpuruk di Sea Games Laos, dan barusan Timnas Senior sejak tahun 1996, untuk kali ini kita harus merelakan Piala Asia tanpa harus kita ikuti.

Bisa dimaklumi kenapa kegagalan demi kegagalan selalu menyertainya. Bukan salah pelatih, pelatih sudah bekerja keras. Juga bukan salah pemain, kenyataannya pemain sudah berjuang all out saat bertanding. Juga bukan salah nasib, sebab kehendak alam itu adil.

Lalu salah siapa?

Dalam keadaan ibarat nasi yang sudah menjadi bubur. Tidak bijak rasanya jika harus mencari kambing hitam siapa yang harus bertanggung jawab. Tapi alangkah elegannya jika semua komponen stoke holder yang terlibat dalam sepakbola Indonesia untuk saling merenung.

Ya kenyataannya memang tidak mudah menggapai kesuksesan. Perlu bekerja keras yang cerdas. Bukan hanya sekedar kerja keras yang mengandalkan otot dan emosi belaka. Apalagi janji-janji manis tanpa diikuti dengan tindakan.

Maka itu, anjuran Bapak SBY agar diadakan Kongres Sepakbola Nasional yang rencananya diadakan di Malang awal April nanti. Perlu dan perlu saya dukung secara pribadi.

Semoga dari hasil KSN tersebut banyak solusi sebagai ide untuk mengembalikan dan menyembuhkan “Sayap Garuda” kita yang telah patah. Agar bisa mengepak lagi untuk bisa bersaing di level Asia Tenggara dulu.

Tidak usah muluk-muluk, yang penting lalui proses dengan sabar. Sehingga lambat laun bisa bersaing di level Asia atau Dunia bukanlah hal yang mustahil. Semoga! ***

Read More...»